ANALISIS DENGAN MODEL
EXCESS RETURN (1)
Persamaan regresi
market model dapat dimodifikasi menjadi:
Beta merupakan slope dari garis karakteristik, akan menunjukkan
sensitivitas excess return sekuritas terhadap portofolio pasar.
Meneruskan contoh saham UUU, anggap RF = 5 persen. Maka
return saham UUU dan return pasar dapat diubah menjadi seperti pada tabel
berikut.
ANALISIS DENGAN MODEL
EXCESS RETURN (2)
Apabila menggunakan regresi linier sederhana, print-out SPSS ditunjukkan
pada gambar berikut. Hasilnya adalah sama dengan cara sebelumnya, yaitu beta =
1,236607
FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI KEAKURATAN ESTIMASI BETA
Estimasi beta tersebut menggunakan data historis. Hal
ini secara implisit berarti bahwa kita menganggap apa yang terjadi pada beta
masa lalu, akan sama dengan apa yang terjadi pada beta masa datang.
Garis
karakteristik dapat dibentuk oleh berbagai observasi dan periode waktu yang
berbeda, dan tidak ada satu pun periode dan observasi yang dianggap tepat.
Dengan demikian, estimasi beta untuk satu sekuritas dapat berbeda karena
observasi dan periode waktunya yang digunakan berbeda.
Nilai alpha dan beta
yang diperoleh dari hasil regresi tersebut tidak terlepas dari adanya error, sehingga bisa jadi estimasi beta
tidak akurat karena alpha dan beta tidak menunjukkan nilai yang sebenarnya.
BETA PORTOFOLIO
Contoh,
diketahui informasi berikut ini:
Tentukan return harapan dan risiko suatu portofolio terdiri dari empat
saham FF, GG, HH, dan II.
SOLUSI:
Bobot
portofolio dihitung terlebih dahulu
Return harapan
portofolio:
E(Rp)
= (0,4) (0,10) + (0,1)(0,12) + (0,2)(0,15) + (0,3) (0,17)
= 0,133 atau 13,3 persen.
Beta portofolio:
BetaP
= (0,4) (BetaFF) + (0,1)(BetaGG)
+ (0,2)(BetaHH) + (0,3) (BetaII)
= (0,4) (0,9) + (0,1)(0,95) +
(0,2)(1,2) + (0,3) (0,13)
= 1,085.
PENGUJIAN CAPM
Kesimpulan
yang bisa diambil dari penjelasan mengenai CAPM, adalah:
- Risiko dan return berhubungan positif, artinya semakin besar risiko maka semakin besar pula return-nya.
- Ukuran risiko sekuritas yang relevan adalah ukuran ‘kontribusi’ risiko sekuritas terhadap risiko portofolio.
Jika
CAPM valid, maka nilai alpha 1 akan
mendekati nilai rata-rata return bebas risiko selama periode pengujian, dan
nilai alpha 2 akan mendekati rata-rata premi risiko pasar selama periode
tersebut.
TEORI PENETAPAN HARGA
ARBITRASI
Salah
satu alternatif model keseimbangan, selain CAPM, adalah Arbritage Pricing Theory (APT).
Estimasi
return harapan dari suatu sekuritas, dengan menggunakan APT, tidak terlalu
dipengaruhi portofolio pasar seperti hanya dalam CAPM.
Pada
APT, return sekuritas tidak hanya dipengaruhi oleh portofolio pasar karena ada
asumsi bahwa return harapan dari suatu sekuritas bisa dipengaruhi oleh beberapa
sumber risiko yang lainnya.
APT
didasari oleh pandangan bahwa return harapan untuk suatu sekuritas dipengaruhi
oleh beberapa faktor risiko yang menunjukkan kondisi perekonomian secara umum.
Faktor–faktor
risiko tersebut harus mempunyai karakteristik seperti berikut ini:
- Masing-masing faktor risiko harus mempunyai pengaruh luas terhadap return saham-saham di pasar.
- Faktor-faktor risiko tersebut harus mempengaruhi return harapan.
- Pada awal periode, faktor risiko tersebut tidak dapat diprediksi oleh pasar.
MODEL APT
dalam
hal ini:
Ri
=
tingkat return aktual sekuritas i
E(Ri) =
return harapan untuk sekuritas i
f =
deviasi faktor sistematis F dari nilai harapannya
bi
= sensitivitas sekuritas i terhadap
faktor i
ei = random errorMODEL KESEIMBANGAN APT
dalam
hal ini:
E(Ri) = return harapan dari sekuritas i
a0 =
return harapan dari sekuritas i bila risiko sistematis sebesar nol
bin =
koefisien yang menujukkan besarnya pengaruh faktor n terhadap
return sekuritas i
F(Bar) = Premi risiko
untuk sebuah faktor
(misalnya premi risiko untuk F1 adalah E(F1)
– a0)
Risiko
dalam APT didefinisi sebagai sensitivitas saham terhadap faktor-faktor ekonomi
makro (bi), dan besarnya return harapan akan dipengaruhi oleh sensitivitas tersebut.
MODEL APT
Pada
dasarnya, CAPM merupakan model APT yang hanya mempertimbangkan satu faktor
risiko yaitu risiko sistematis pasar.
Dalam
penerapan model APT, berbagai faktor risiko bisa dimasukkan sebagai faktor risiko.
Misalnya
Chen, Roll dan Ross (1986), mengidentifikasi empat faktor yang mempengaruhi
return sekuritas, yaitu:
- Perubahan tingkat inflasi.
- Perubahan produksi industri yang tidak diantisipasi.
- Perubahan premi risk-default yang tidak diantisipasi.
- Perubahan struktur tingkat suku bunga yang tidak diantisipasi.
End Of Lecture 06






0 comments:
Post a Comment